Halaman

Doa dan Optimisme


DOA dan OPTIMISME

Tidak ada yang mustahil bagi Allah, karena bagi-Nya cukuplah berucap, 
"Kun Faya Kun, maka jadilah."

Ketika semua jalan terasa buntu. Pandangan ke masa depan terasa suram, dimendung awan gelap tanpa harapan. Hidup didera berbagai persoalan yang mengharu biru, maka seseorang hamba yang merindu cinta ilahi, bersegera mengadukan seluruh persoalannya kepada Dia yang Maha Penolong. Dengan sebongkah hati penuh iman dan optimisme, ia berhusnuzan (berprasangka baik) kepada Allah, bahwa hanya dengan ridho dan iradah-Nya, segala awan gelap kehidupan mampu disingkirkan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, karena bagi-Nya cukuplah berucap, “Kun Faya kun, maka jadilah.”


Dalam melafalkan doanya, iapun memintal sejuta sesal seraya bertobat membersihkan diri dari dosa. Karena, ia sadar bahwa dosa adalah kabut penghalang untuk memandang wajah ilahi. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak ketentuak takdir (qodho) kecuali doa. Dan, tidaklah ada yang menambah umur kecuali berbuat kebajikan. Dan, tidaklah ada yang menambah umur kecuali berbuat kebajikan. Dan, seseorang diharamkan rezekinya, karena perbuatan dosanya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Ketika ia berdoa tumbuh keyakinan bahwa cepat atau lambat permohonannya akan dikabulkan Allah. Dia tidak akan menyalahkan siapapun bila doanya belum terkabul, bahkan sebaliknya, ia akan terus melakukan instropeksi dan melakukan islah (perbaikan diri), melakukan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan memperbanyak berbuat kebajikan (fastabiqul khoirot). Karena, ia sadar setiap doa ada syarat-syaratnya. Tidaklah seseorang disebut sebagai orang baik, kecuali ia memang selalu berbuat baik. Tidaklah seseorang disebut beriman, kecuali ia penuhi kriteria untuk diakui sebagai seorang beriman. Demikian juga doa. Tidaklah doa dikabulkan kecuali ia dipenuhi kehendai ilahi dengan rasa penuh cinta.

Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan bahwa salah satu syarat doa adalah sikap optimistis dan yakin bahwa apa yang ia harapkan akan dikabulkan. Rasulullah bersabda, “Jika kami mendoa kepada Allah Azza wa jalla, wahai manusia mohonlah kehadirat-Nya dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad)

Doa sesungguhnya akan melahirkan kekuatan batin yang luar biasa. Karena, sikap percaya diri dan optimisme merupakan pedang paling tajam dalam menebas segala ilalang semak belukar yang mengotori perjalanan.

Orang yang berdoa itu bersikap optimistis penuh prasangka baik (husnuzan) kepada Allah SWT. Orang optimistis mampu melihat kesempatan di antara begitu banyak kesempitan. Sedangkan orang pesimistis melihat begitu banyak kesempitan di antara semua kesempatan.

Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil. Todal ada uamg bosa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri. Salah satu sifat mukmin adalah sikapnya yang optimistis, tidak ada duka cita dalam memandang masa depan. “Dan, janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling unggul, jika kamu beriman.” (QS. Ali Imran [3]: 139).

Dikutip dari: Ust. Toto Tasmara, Republika Senin 9 Januari 2012.